Selasa, 01 Oktober 2013

GIZI

logo ummi khasanah
LAPORAN PRAKTIKUM
GIZI DALAM KESEHATAN REPRODUKSI
Dosen Pengampu:
Ari Sulistyawati, S.Si.T., M.Kes
Tita Restu Yuliasri, S.ST
IMG-20130502-00280_副本
MENYUSUN MENU SEIMBANG
Disusun Oleh Kelompok 8:
Elisabeth Iin Tania                  (16120051)
Ika Dananda Emildiani          (16120057)
Indah Susanti                          (16120058)
Nova Listiana                           (16120020)
Riski Novina Bella                   (16120067)
Retno Fatimah                        (16120027)
Suzan Ariani                             (16120033)
AKADEMI KEBIDANAN UMMI KHASANAH BANTUL YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Praktikum Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi ini.
Dalam penyusunan tugas, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan hasil praktikum ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan keikutsertaan teman dari kelompok kami, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing yang telah memberi tugas, petunjuk kepada penulis sehingga penulis termotivasi dan menyelesaikan tugas ini. Seluruh anggota yang telah turut membantu, membimbing dan mengatasi  kesulitan sehingga tugas ini selesai.
Semoga hasil praktikum ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran, bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Amin.





Bantul, Juni 2013
Penulis
























І
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................ і
Daftar Isi.......................................................................................................... іі
BAB I: PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A.      Latar Belakang...................................................................................... 1
B.      Tujuan................................................................................................. 1
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 2
A.      Status Gizi............................................................................................ 2
B.      Angka Kecukupan Gizi.......................................................................... 2
C.      Kebutuhan Gizi atau Energi................................................................... 2
BAB III: METODE PRAKTIKUM........................................................................... 7
A.      Alat dan Bahan..................................................................................... 7
B.      Prosedur Kerja..................................................................................... 7
BAB IV: PEMBAHASAN DAN HASIL.................................................................... 8
A.      Menyusun Menu Seimbang pada Ibu Hamil dengan Hiperemesis
Gravidarum.......................................................................................... 8
B.      Menyusun Menu Diet dan Menghitung Kebutuhan Energi Serta Protein pada Ibu Hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Dalam Sehari................................................. 15
BAB V: PEMBAHASAN DAN HASIL..................................................................... 17
A.        Menyusun Menu Seimbang Pada Ibu Hamil Dengan Anemia............... 17
B.        Menyusun Menu Makan dan Menghitung Kebutuhan Energi Serta Protein Pada Ibu Hamil Dengan Anemia dalam Sehari...................................................................................... 22
BAB VI: PEMBAHASAN DAN HASIL.................................................................... 25
A.        Menyusun Menu Seimbang pada Ibu Hamil dengan Preeklamsia......... 25
B.        Menyusun Menu Makan dan Menghitung Kebutuhan Energi Serta Protein pada Ibu Hamil dengan Preeklamsia dalam Sehari................................................................... 31
BAB VII: PEMBAHASAN DAN HASIL................................................................... 34
A.        Menyusun Menu Seimbang pada Wanita Dewasa............................... 34
B.        Menyusun Menu Makan dan Menghitung Kebutuhan Energi serta Protein pada Wanita Dewasa dalam Sehari................................................................................................ 40
BAB VIII: PEMBAHASAN DAN HASIL.................................................................. 43
A.        Menyusun Menu Seimbang pada Wanita Menopause........................ 43
B.        Menyusun Menu Makan dan Menghitung Kebutuhan Energi serta Protein Pada Wanita Menopause dalam Sehari...................................................................................... 46
BAB IX: PEMBAHASAN DAN HASIL.................................................................... 49
A.        Menyusun Menu Seimbang Pada Balita.............................................. 49
B.        Menyusun Menu Makan pada Balita dalam Sehari.............................. 53
BAB X: PENUTUP.............................................................................................. 55
A.        Kesimpulan........................................................................................ 55
B.        Saran................................................................................................. 56
Daftar Pustaka................................................................................................. 57








































іі
BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Istilah gizi atau ilmu gizi dikenal di indonesia pada tahyn 1950-an, sebagai terjemahan dari kata inggris “nutrition”. Kata gizi sendiri berasal dari kata “gidzha” dalam bahas arab, yang berarti makanan. Kata “gidzha dalam dialek mesir dibaca “gizi”. Sementara itu ad juga yang menerjemahkan kata “nutrition” menjadi “nutrisi”.
Defenisi ilmu gizi yang paling sederhana adalah ilmu yang mempelajari atau menganalisis pengaruh pangan yang dikonsumsi terhadap organisme hidup. Defenisi yang lain menyebutkan bahwa ilmu gizi mempelajari hubungan antara manusia dan pngan yang dikonsumsinya, serta pengaruhnya terhadap aspek kejiwaan (psikis) dan kehidupan sosialnya, yang meliputi juga aspek fisiologis dan biokimiawi.
Ilmu gizi juga disebut sebagai ilmu pangan, zat-zat gizi dan senyawa lain yang terkandung dalam bahan pangan. Reaksi, interaksi dan keseimbangannya yang dihubungkan dengan kesehatan dan penyakit. Selain itu meliputi juga proses-proses pencernaan pangan, serta penyerapan, pengangkutan, pemamfaatan, dan ekskresi zat-zat oleh organisme.
Defnisi lain menyebutkan bahwa ilmu gizi mempelajari proses-proses organisme hidup dalam menerima dan memanfaatkan bahan pangan yang diprlukan untuk memelihara fungsi organ tubuh dan untuk pertumbuhan serta perbaikan jaringan.
Zat-zat gizi menyediakan kebutuhan sel-sel tubuh yang beraneka ragam. Sebagai mesin hidup, sel memerlukan energi, bahan-bahan pembangun dan bahan-bahan untuk memperbaiki atau mengganti bagian-bagian yang rusak. Setiap jenis sel mempunyai kebutuhan yang berbeda.
Namun Masalah gizi merupakan masalah yang ada di tiap-tiap negara, baik negara miskin, negara berkembang dan negara maju. Negara miskin cenderung dengan masalah gizi kurang, hubungan dengan penyakit infeksi dan negara maju cenderung dengan masalah gizi lebih (Soekirman, 2000).
Saat ini di dalam era globalisasi dimana terjadi perubahan gaya hidup dan pola makan, Indonesias menghadapi permasalahan gizi ganda. Di satu pihak masalah gizi kurang yang pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi. Selain itu masalah gizi lebih yang disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi (Azrul,2004).
Peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat tertentu mengakibatkan perubahan gaya hidup dan pola makan. Perubahan pola makan ini dipercepat dengan maraknya arus budaya makanan asing yang disebabkan olehkemajuan teknologi informasi dan globalisasi ekonomi. Disamping itu perbaikan ekonomi menyebabkan berkurangnya aktifitas fisik masyarakat tertentu. Perubahan pola makan dan aktifitas fisik ini berakibat semakin banyaknya penduduk dengan golongan tertentu mengalami masalah gizi lebih berupa kegemukan dan obesitas (Almatsier,2009).

  1. Tujuan Praktikum
1.      Tujuan Umum:
a.       Mahasiswa  mampu  membuat  susunan  menu seimbang untuk tiga kali makan dalam sehari yang ditujukan untuk berbagai kelompok umur dan riwayat kesehatan.
2.      Tujuan Khusus:
a.       Mampu membuat susunan menu seimbang, untuk makan pagi, siang dan malam bagi kelompok umur  dan riwayat kesehatan tertentu.
a.       Menuangkan susunan menu seimbang tersebut dalam bentuk olahan.
b.      Menyajikan tiga porsi menu.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
  1. Status Gizi
Status gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa,2007).
Menurut Suhardjo (1983), status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat dari pemakaian, penyerapan, dan penggunaan makanan. Makanan yang memenuhi gizi tubuh, umumnya membawa ke status gizi memuaskan. Sebainya jika kekurangan gizi atau kelebihan zat gizi esensial dalam makanan untuk jangka waktu yang lama disebut gizi salah. Manifestasi gizi salah dapat berupa gizi kurang dan gizi lebih (Supariasa,2007).
Status gizi optimal adalah keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan zat gizi yang digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Keadaan tubuh dikatakan pada tingkat gizi optimal, jika jaringan tubuh penuh oleh semua zat gizi, maka disebut status gizi optimal. Kondisi ini memungkinkan tubuh terbebas dari penyakit dan mempunyai daya tahan yang tinggi. Apabila konsumsi gizi makanan pada seseorang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh maka akan terjadi kesalahan gizi yang mencakup kelebihan dan kekurangan gizi (Supariasa,2007).

  1. Angka kecukupan gizi
AKG adalah jumlah zat-zat gizi yang hendaknya dikonsumsi tiap hari untuk jangka waktu tertentu sebagai bagian dari diet normal rata-rata orang sehat. Oleh sebab itu, perlu dipertimbangkan setiap faktor yang berpengaruh terhadapa absorpsi zat-zat gizi atau efisiensi penggunaannya didalam tubuh. Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan (AKG) atauRecommended Dietary Allowances (RDA) adalah taraf konsumsi zat-zat gizi asansial, yang berdasarkan pengetahuan ilmiah dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan hamper semua orang sehat.Angka kecukupan gizi berbeda dengan angka kebutuhan gizi(dietary requirements). Angka kebutuhan gizi adalah banyaknya zat-zat gizi minimal yang dibutuhkan seseorang untuk mempertahankan status gizi adekuat.
Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan (AKG) atau Recommended Dietary Allowances (RDA) adalah taraf konsumsi zat-zat gizi esensial, yang berdasarkan pengetahuan ilmiah dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan hampir semua orang sehat di suatu negara. Kecukupan gizi dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktivitas, berat dan tinggi badan, genetika, serta keadaan hamil dan menyusui. Dalam perhitungan angka kecukupan gizi yang dianjurkan sudah diperhitungkan faktor variasi kebutuhan individual, dimana kebutuhan yang dianjurkan sudah mencakup hampir 97,5 % populasi, dan untuk ekcukupan beberapa zat gizi seperti vitamin, mineral sudah diperhitungkan sampai cadangan zat gizi dalam tubuh. Sehingga perhitungan kecukupan zat gizi sudah memperhitungkan penambahan sebesar dua kali simpang baku (standar deviasi) dari kebutuhan rata-rata penduduk yang sehat.
AKG yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan untuk masing-masing kelompok umur, gender, dan aktivitas fisik. Dalam penggunaannya, bila kelompok penduduk yang dihadapi mempunyai rata-rata berat badan yang berbeda dengan patokan yang digunakan, maka perlu dilakukan penyesuaian.  Bila berat badan kelompok penduduk tersebut dinilai terlalu kurus, AKG dihitung berdasarkan berat badan idealnya.AKG yang dianjurkan tidak digunakan untuk perorangan.

  1. Kebutuhan Gizi atau Energi
Angka Kebutuhan Gizi atau Dietary Requirements adalah banyaknya zat-zat gizi minimal yang dibutuhkan seseorang untuk mempertahankan status gizi yang adekuat. Kebutuhan tubuh akan zat gizi berbeda-beda menurut kelompok umur,

2
3
pada bayi dan anak merupakan kebutuhan zat gizi yang memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang memuaskan, sedangkan untuk orang dewasa merupakan jumlah yang dibutuhkan untuk memelihara berat badan normal dan mencegah deplesi zat gizi dari tubuh yang diperkirakan melalui penelitian keseimbangan serta pemeliharaan konsentrasi normal zat gizi didalam darah dan jaringan tubuh. Untuk zat-zat gizi tertentu, kebutuhan mungkin didasarkan atas mulah yang diperlukan baik untuk mencegah ketidakmampuan tubuh melakukan suatu fungsi khusus, yaitu jumlah yang mungkin sangat berbeda dengan kebutuhan guna mempertahankan simpanan tubuh. Dengan demikian, penetapan kebutuhan setiap zat gizi berbeda-beda sesuai dengan umur dan keadaan gizi seseorang.
Kebutuhan gizi adalah jumlah zat gizi minimal yang diperlukan seseorang untuk hidup sehat. Kebutuhan zat gizi masing-masing orang berbeda salah asatunya adalah faktor genetik. Manfaat perhitungan kebutuhan gizi adalah sebagai baku evaluasi konsumsi pangan dan gizi, perencanaan menu atau konsumsi pangan, perencanaan produksi dan ketersediaan pangan. Sedangkan kecukupan gizi yang dianjurkan adalah jumlah zat gizi yang diperlukan seseorang atau rata-rata kelompok orang agar hampir semua orang dapat hidup sehat.
Energi dibutuhkan manusia untuk bergerak atau melakukan aktivitas fisik sehari-hari dan untuk memprtahankan kehidupan, yaitu untuk menggerak semua proses-proses dalam tubuh, seperti sirkulasi darah, pernapasan, denyut jantung, pencernaan dan proses-proses fisiologis lainnya. Karbohidrat, lemak dan protein adalah sumber energi bagi kebutuhan tubuh. Energi yang masuk dalam tubuh melalui makanan harus seimbang dengan energi yang dibutuhkan oleh masing-masing individu.
Kelebihan dan kekurangan energi pada msing-masing individu dapat diukur dengan melihat berat badannya. Akibat masukan energi yang berlebihan darei kebutuhan, akan menyebabkan kegemukan. Sementara masukan energi yang kurang dari kebutuhan menyebabkan berat badan kurang.
Energi merupakan hasil katabolisme zat gizi yang terdapat dalam tubuh dan yang berasal dari makanan yang dikonsumsi, dan digunakan sebagai sumber kalori untuk semua proses yang terjadi dalam tubuh. Oleh karena itu istilah lebih sempit dari kebutuhan zat gizi juga lebih sering disebutkan sebagai kebutuhan energi.
Kebutuhan energi orang sehat dapat diartikan sebagai tingkat asupan energi yang dimetabolisasi dari makanan yang akan menyeimbangkan keluaran energi, ditambah dengan kebutuhan tambahan untuk pertumbuhan, kehamilan dan menyusui yaitu energi makanan yang diperlukan untuk memelihara keadaan yang telah baik.
            
Energi yang dihasilkan tubuh digunakan untuk melakukan tiga kegiatan yaitu :
1.        Kerja internal
Kerja internal adalah energi yang diperlukan untuk mempertahankan hidup.
energi untuk kerja internal disebut energi metabolisme basal (EMB). Energi basal diukur pada saat istirahat, tetapi tidak tidur, fisik dan emosi dalam keadaan rileks, kurang lebih 12-18 jam sesudah makan. Energi basal ini dipengaruhi oleh luas permukaan tubuh, jenis kelamin, umur, komposisi tubuh, kelenjar endoktrin, kehamilan dan laktasi, status kesehatan, koreksi tidur, suhu tubuh, tonus otot, latihan olahraga dan faktor stress.
2.        Kerja eksternal
Kerja eksternal adalah energi yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan atau aktifitas fisik seperti berjalan, berlari, berolahraga, menyapu menulis, berkebun, menjahit dan lain-lain. Energi untuk kerja eksternal  disebut energi aktivitas karena diukur melalui kegiatan yang kita lakukan. Pengeluaran energi ini dipengaruhi oleh ukursn tubuh dan kebiasaan melakukan kegiatan. Semakin banyak aktivitas fisik yang melibatkan fungsi otot, maka semakin banyak energi aktivitas yang diperlukan.
4
3.        Menutup pengaruh makanan
Energi yang digunakan untuk menutup pengaruh makanan disebut spesifik Dynamic of food atau spesifik Dynamic Action (SDA). SDA adalah banyaknya energi yang digunakan untuk mencerna atau mengangkut makanan dalam tubuh. Penggunaan energi ini diperkirakan terjadi sekitar 1-3 jam sesudah makan. setiap zat gizi dalam makanan dalam memberikan kebutuhan SDA yang berbeda.
Zat gizi yang menghasilkan energi adalah karbohidrat, protein, dan lemak, sehingga untuk istilah kebutuhan energi lebih banyak akan dibicarakan adalah kebutuhan ketiga zat gizi tersebut. Energi yang terkandung dalam suatu makanan tergantung dari jumlah karbohidrat protein dan lemak.
Tidak semua karbohidrat, protein dan lemak yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi dapat digunakan oleh tubuh, karena sebelumnya harus dilakukan pencernaan dan penyerapan. Sehingga benar-benar dapat digunakan oleh tubuh adalah sejumlah yang dapat diserap. Dengan kata lain jumlah masing-masing zat gizi yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh tergantung dari daya cernanya. Selain itu, khusus untuk protein, tidak semuannya diserap oleh tubuh dapat dimanfaatkan oleh tubuh, dan kelebihannya akan dibuang  melalui urine sebagai urea
          
Makromolekul sumber utama energi yaitu :
a.       Karbohidrat
Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai sumber energi. Karbohidrat juga merupakan sumber energi yang paling murah. Glukosa adalah sumber energi utama dalam jaringan syaraf dan paru-paru. Selain berasal dari pangan yang dikonsumsi, tubuh dapat memproduksi glikosa dari bagian molekul protein atau lemak melalui proses yang dikenal sebagai “glukoneogenesis” (pembentukan glukosa baru). Karena itu pembentukan jaringan-jaringan tersebut dapat memperoleh sumber energi tanpa tanpa adanya karbohidrat untuk waktu yang pendek. Glukosa merupakan sumber energi yang lebih disukai oleh otot, meskipun dapat menggunakan asam lemak meskipun tudak efisien.
Karbohidrat merupakan zat gizi sumber energi paling penting bagi mahluk hidup karena molekulnya menyediakan unsur karbon yang siap digunakan oleh sel.

Berdasarkan ketersediaanya dalam tubuh maka karbohidrat yang terkandung dalam bahan pangan dikelompokan dalam dua golongan yaitu:
1)        Karbohidrat tersedia adalah karbohidrat yang dapat dicerna atau diserap serta dimetabolisme dalam tubuh
2)        Karbohidrat tidak tersedia adalah karbihidrat yang tidak dapat dihidrolisis oleh enzim-enzim yang terdapat dalam salurn pencernaan manusia sehinga akhirnya tidak dapat diserap oleh tubuh.

Meskipun karbohidrat sebagai sumber energi  dapat digantikan oleh protein atau lemak, suatu gejala yang tidak diinginkan akan timbul apabila karbohidrat tidak terdapat dalam makanan yang dikonsumsi. Gejalanya sama dengan terjadi pada penderita kelaparan. Terjadi kehilangan sejumlah besar natrium dan air dari tubuh,  yang belum dapat diungkapkan dengan jelas mengenai penyebabnya. Hal ini yang membuat berat badan meburun  dengan drastis pada orang-orang yang melaksanakn diet dengan makanan yang rendah yang rendah karbohidratnya atau tidak mengandung karbohidrat sama sekali.
b.      Protein
Istilah protein yang berarti ”to take first place” (menduduki tempat utama), diperkenalkan oleh Mulder, seorang pakar kimia Belanda pada tahun 1983.
5
Mulder menyebutkan bahwa protein adalah zat makanan mengandung nitrogen, yang diyakininya sebagai faktor penting untuk menjalankan fungsi-fungsi tubuh, sehingga tidak mungkin ada kehidupan tanpa adanya protein.
Protein merupakan senyawa yang terdapat dalam setiap sel hidup. Setengah dari berat kering dan 20% dari berat total seorang manusia dewasa merupakan protein. Hampir setengahnya terdapat dalam otot, seperlimanya dalam tulang dan kartilago, sepersepuluhnya dalam kulit dan sisanya pada jaringan-jaringan lain serta cairan tubuh. Semua enzim yang terdapat dalam tubuh merupakan protein.
Protein merupakan zat gizi yang sangat penting bagi tubuh, karena selain sebagai sumber energi, protein berfungsi sebagai zat pembangun dan zat pengatur di dalam tubuh. Selain zat pembangun fungsi utamanya bagi tubuh adalah membentuk jaringan baru, di samping untuk memelihara jaringan yang telah ada.

Fungsi utama protein bagi tubuh adalah sebagai berikut :
1)        Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan
2)        Pembentukan senyawa tubuh yang esensial
3)        Regulasi keseimbangan air
4)        Mempertahankan netralitas tubuh
5)        Pembentukan antibodi
6)        Transpor zat gizi

Diatas telah disebutkan bahwa protein dapat berfungsi sebagai salah satu sumber energi bagi tubuh.hal ini akan terjadi bila sumber utama energi, yaitu karbohidrat atau lemak tidak terdapat dlam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi bagi tubuh. Fungsi protein sebagai zat pembangun tubuh adalah karena protein merupakan bahan pembentuk jaringan baru yang selalu terjadi dalam tiubuh.
Nilai gizi protein yang dikonsumsi akan menentukan jumlah yang harus dikonsumsi. Untuk memenuhi kebutuhan akan protein, protein dengan nilai gizi rendah harus dikonsumsi dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan protein yang bernilai tinggi.

Nilai gizi protein dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:
1)        Daya cernanya
2)        Jumlah dan komposisi asam-asam amino esensial
c.       Lemak
Peranan lemak dalam bahan pangan, yang utama adalah sebagai sumber energi. Lemak merupakan sumber energi yang dapat menyediakan energi  sekitar 2,25 kali lebih banyak daripada yang diberikan oleh karbohidrat atau protein.
Lemak adalah bentuk energi berlebih yang disimpan oleh hewan, sehingga jumlah lemak dalam hewan yang dijadikan bahan pangan ditentukan oleh keseimbangan energi hewan tersebut. Secara praktis, semua bahan pangan hewani mengandung lemak. Bahkan daging sapi rendah lemak mengandung 28% lemak, yang memberikan kontribusi 77% dari kalori makanan, sedangkan 51% lemak dalam “cheddar cheese” memberikan 73% dari kalori makanan.
Lemak dalam bahan panngan yang dikonsumsi akan memberikan rasa kenyang, karena lemak akan meninggalkan lambung secara lambat yaitu 3,5 jam setelah dikonsumsi tergantung dari ukuran dan komposisi pangan. Hal ini akan memperlambat timbulnya rasa lapar.


6
Lemak dalam pangan berperan sebagai pelarut dan pembawa vitamin-vitamin larut lemak (A, D, E, K). Lemak sebanyak paling 10% dari total energi yang dikonsumsi nampaknya diperlukan untuk penyerapan pro-vit A.
Lemak dalam pangan juga berfungsi untuk meningkatkan palatibilitas ( rasa enak, lezat ). Sebagian besar senyawa atau zat yang bertanggung jawab terhadap flavor pangan bersifat larut dalam lemak. Juga diduga bahwa lemak dalam pangan akan menstimulir mengalirnya cairan pencernaan.
Peranan lemak yang pertama didalam tub uh adalah sebagai persediaan energi, yang disimpan dalam jaringan adiposa. Sejumlah tertentu lemak dalam tubuh, yaitu kira-kira 18% dari berat badan untuk wanita dan 15-18% untuk pria adalah normal dan diinginkan.
Peranan yang kedua adalah sebagai regulator tubuh. Karena lemak merupakan elemen esensial bagi membran tiap-tiap sel dan merupakan prekursor prostaglandin, maka pengambilan dan ekskresi nutrien oleh sel dapat dikatakan diatur oleh lemak, demikian juga beberapa fungsi tubuh yang esensial dikontrol oleh lemak.
Lemak terdapat dalam tubuh hewan sebagai (termasuk manusia) sebagai cadangan energi, yang tersebar diseluruh jaringan mengelilingi jaringan atau sebagian komponen jaringan, malahan terdapat jaringan yang sebagian besar terdiri dari lemak, yaitu jaringan adiposa.
Lemak dalam pangan memberi kepuasan cita rasa, menimbulkan rasa dan keharuman pada makanan, sebagai agen pengemulsi seperti lesitin. Selain itu, lemak pangan merupakan sumber penyedia asam lemak esensial  yang penting bagi tubuh, yaitu asam linoleat dan linolenat.
Disamping untuk menutupi kebutuhan tubuh akan asam linolenat dan linoleat, manusia tidak memerlukan konsumsi lemak.  Hal ini dapat di mengerti karena setiap kelebihan karbohidrat atau protein yang di konsumsi, dapat dikonversi menjadi lemak didalam tubuh. Suatu ransum yang dapat memberikan 2% dari jumlah total kebutuhan energi, dapat memenuhi kebutuhan tubuh

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.    Alat dan Bahan
Alat
Bahan
Alat tulis menulis, alat ukur dan timbang serta table angka kecukupan gizi.
1 orang ibu hamil dengan hiperemesis,
1 orang ibu hamil dengan peeklamsia,
1 orang ibu hamil dengan anemia,
1 orang wanita dewasa,
1 orang wanita menopause,
1 orang anak balita sebagai sample

B.     Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan yaitu:
1.      Menyiakan peralatan yang diperlukan dan menentukan masing-masing individu sebagai sample
2.      Mengukur tinggi dan berat badan orang tersebut
3.      Menghitung kebutuhan energi dan kebutuhan protein masing-masing individu tersebut
4.      Membuat formulasi dan teknik pengolahan produk dari berbagai macam bahan makanan
5.      Menentukan komposisi gizinya dan menghitung jumlah kalori produk tersebut
6.      Menghitung berapa banyak produk tersebut dapat dikonsumsi oleh masing individu sample berdasarkan kebutuhan energi dan proteinnya.
                                                                                                                     

7
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL
A.    Menyusun Menu Seimbang Pada Ibu  Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum
IMG-20130502-00280
1.      Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu, muntah begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton dalam urin bukan karena penyakit seperti appendisitis, pielititis, dan sebagainya.
Menurut Prof. Sarwono Prawirohardjo dalam buku ilmu kebidanan Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang terjadi pada kehamilan muda yang mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum ibu menjadi buruk.
Menurut Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH dalam buku sinopsis obstetri Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai menganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk dan terjadi dehidrasi.
Menurut Prof. Ida Bagus, Gede Manuaba DSOG dalam buku ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berkelanjutan sehingga menganggu kehidupan sehari-hari dan menimbulkan kekurangan cairan dan terganggunya keseimbangan elektrolit.
Dalam buku kapita selakta kedokteran, hiperemesis gravidarum adalah apabila seorang ibu memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badan menurun, dihidrasi dan terdapat aseton dalam urine.

8
9
Dalam buku obstetri potologi, hiperemesis gravidarum adalah apabila seorang ibu memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badan menurun turgor kulit kurang, dan timbul aceton dalam urine.

2.      Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi.
a.       Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
b.      Masuknya villi khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor organik.
c.       Alergi, sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu faktor organik.
d.      Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan, dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
e.       Peningkatan hormon estrogen Peningkatan hormon ini membuat kadar asam lambung meningkat, hingga muncullah keluhan rasa mual. Keluhan ini biasanya muncul di pagi hari saat perut ibu dalam keadaan kosong dan terjadi peningkatan asam lambung.
f.       Faktor HCG. Hormon Human Chorionic Gonodotrophin yang dihasilkan plasenta di awal kehamilan diduga merupakan penyebab timbulnya rasa mual. Tak heran bila keluhan mual muntah biasanya akan mereda dengan sendirinya seiring bertambahnya usia kehamilan.
g.      Perubahan metabolisme glikogen hati. Kehamilan menyebabkan metabolisme glikogen hati dan inilah yang diduga sebagai biang keladi pemicu keluhan mual muntah. Namun keluhan ini akan lenyap saat terjadi kompensasi metabolisme glikogen dalam tubuh.

3.      Patologi
Bedah mayat pada wanita yang meninggal akibat hiperemesis gravidarum menunjukkan kelainan-kelainan pada berbagai alat dalam tubuh, yang juga dapat ditemukan pada malnutrisi oleh bermacam sebab.
a.       Hati, pada hiperemesis gravidarum tanpa komplikasi hanya ditemukan degenerasi lemak tanpa nekrosis, degenerasi lemak tersebut terletak sentrilobuler. Kelainan lemak ini nampaknya tidak menyebabkan kematian dan dianggap sebagai akibat muntah yang terus-menerus. Dapat ditambahkan bahwa separoh penderita yang meninggal menunjukkan gambaran mikroskopik hati yang normal.
b.      Jantung, jantung menjadi lebih kecil daripada biasa dan beratnya atrofi, ini sejalan dengan lamanya penyakit, kadang-kadang ditemukan perdarahan sub-endokardial.
c.       Otak, adakalanya terdapt bercak-bercak perdarahan pada otak dan kelainan seperti pada ensefalopati Wernicke dapat dijumpai (dilatasi kapiler dan perdarahan kecil-kecil di daerah korpora mamilaria ventrikel ketiga dan keempat).
d.      Ginjal, ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak ditemukan pada tubuli kontorti.
10
4.      Patofisiologi                                                                                                                                                            
      Ada yang menyatakan bahwa, perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trisemester pertama. Pengaruh isiologik hormon esrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sisem saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala-gejala ini hanya terjadi pada sebagian wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping pengaruh hormonal. Yang jelas, wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat.
Hiperemesis gravidarum ini dapat menakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Narium dan klorida darah turun, demikian pula klorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan mengurang pula dan tertimbunna zat metabolik yang toksik. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah an bertambahnya ekskresi lewat ginjal, menambah frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati, dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan. Disamping dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (Sindroma Mallory-Weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri. Jarang sampai diperlukan transfusi atau tindakan operatif.

5.      Kalsifikasi dan Gejala Klinis
Secara klinis, hiperemesis gravidarum dibedakan atas 3 tingkatan, yaitu :
a.       Tingkat I (Hiperemesis Gravidarum ringan)
                             Muntah yang terus-menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan minuman, berat-badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar makanan, lendir dan sedikit empedu kemudian hanya lendir, cairan empedu dan terakhir keluar darah. Nadi meningkat sampai 100 kali per menit dan tekanan darah sistole menurun. Mata cekung dan lidah kering, turgor kulit berkurang dan urin masih normal.
b.      Tingkat II (Hiperemesis Gravidarum sedang)
                 Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, haus hebat, subfebril, nadi cepat dan lebih 100-140 kali per menit, tekanan darah sistole kurang 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus ada, aseton ada, bilirubin ada dan berat-badan cepat menurun.
c.       Tingkat III (Hiperemesis Gravidarum berat)
                 Gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah berkurang atau berhenti, ikterus, sianosis,  nistagmus, gangguan jantung, bilirubin ada, dan proteinuria.(Manuba, 1998,210)

Gambaran gejala Hiperemesis Gravidarum secara klinis sesuai dengan tingkatan Hiperemesis Gravidarum, yaitu :
11
a.       Hiperemesis Gravidarum tingkat I : Ringan
1)      Muntah terus menerus lebih dari 10 x / hari
2)      Keadaan umum lemah
3)      Tidak mau makan
4)      Berat badan menurun
5)      Nyeri di darah epigastrium
6)      Turgor kulit mengunang / tonusnya lemah
7)      Nadi meningkat sekitar 100 x / menit dan tekanan darah menurun.
8)      Lidah mengering dan mata cekung.
b.      Hiperemesis Gravidarum tingkat II sedang
1)      Mual dan muntah yang hebat
2)      Keadaan umum lebih lembah dan apatis
3)      Turgor kulit lebih berkembang
4)      Lidah menyaring dan tampak kotor
5)      Nadi kecil dan cepat serta tekanan darah turun.
6)      Suhu kadang-kadang naik.
7)      Mata sedikit ikterik / ikterik ringan
8)      Berada badan turun.
9)      Hiperemesis Gravidarum, oliguria dan konstipasi.
10)  Nafas berbau aseton.
c.       Hiperemesis Gravidarum tingkat III berat
1)      Muntah berkurang atau berlebih
2)      Keadaan umum makin menurun, tekanan darah turun, nadi kecil dan cepat,
suhu meninghat, keadaan dehidrasi makin jelas
3)      Gangguan faal hati terjadi dengan manifestasi ikterus.
4)      Gangguan kesadaran dalam bentuk, samnolen sampai koma. (Manuaba, 19
98,210-211).

6.      Komplikasi
Dampak yang ditimbulkan dapat terjadi pada ibu dan janin, seperti ibu akan kekurangan nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah dapat pula mengakibatkan gangguan asam basa, penumoni aspirasi, robekan mukosa pada hubungan gastroesofagi yang menyebabkan perdarahan ruptur eso fagus, kerusakan hepar dan kerusakan ginjal, ini akan memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan kehamilan, yang mengakibatkan peredaraan darah janin berkurang.

7.      Pencegahan
Prinsip pencegahan adalah mengubah emesis agar tidak terjadi Hiperemesis :
a.      Penerangan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses psikologis.
b.      Makan sedikit-sedikit tetapi sering, berikan makanan selingan super biskuit, roti kering dengan the hangat saat bangun pagi dan sebelum tidur. Hindari makanan berminyak dan berbau, makanan sebaik disajikan dalam keadaan hangat.
c.       Jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa oyong, mual dan muntah, defekasi hendaknya diusahakan terakhir.

8.      Penatalaksanaan
Sebelum diberikan pengobatan sebaiknya dilakukan pencegahan yang prinsipnya adalah mengobati emesis agar tidak terjadi hiperemesis. Pencegahan terhadap hiperemesis
12
gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologis, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan menghilang setelah kehamilan 16 minggu, menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering.
Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur tetapi di anjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat. Rendah lemak dan tinggi karbohidrat sangat di anjurkan pada keadaan ini.
Usahakan penderita menghindari makan makanan yang berminyak dan berbau lemak seperti goreng-gorengan dan santan sebab dapat menimbulkan rasa mual dan muntah kembali. Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas. Cukup cairan, usahakan banyak minum jus buah, susu hangat untuk mengganti cairan yang hilang selama muntah. Sebaiknya minum air delapan gelas sehari. Defekasi yang teratur dan dianjurkan makan makanan yang mengandung banyak gula.
Bila pencegahan dengan cara tersebut di atas, keluhan dan gejala tidak berkurang maka di perlukan konsep pengobatan yang dapat diberikan sebagai berikut :
a.      Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara yang baik, alat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk kedalam kamar penderita, sampai muntah berhenti dan penderita mau makan tidak diberikan makan atau minum selama 24 jam kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang / hilang tanpa pengobatan.
b.      Terapi psikologik
Perlu di yakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, norma dan fisiologis jadi tidak perlu takut dan khawatir, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
c.       Cairan Parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup ekektrolit, karbohidrat dan proten dengan glukosa % dalam cairan garam fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin  khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C bila ada kekurangan protein dapat diberikan asam amino secara intravena.
Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan keluar, air kencing perlu diperiksa terhadap protein.  Astion, khorida dan bilirubin, suhu dan udara perlu diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 x sehari. Dilakukan pemeriksaan hemaltrokrit. Pada permulaan dan seterusnya menurut keperluan. Bila dalam 24 jam pertama penderita tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik dapat di coba untuk memberikan minuman dan lambat laun minuman dapat ditambah dengan makanan.
a.      Obat yang dapat diberikan
Memberikan obat pada Hiperemesis Gravidarum sebaiknya berkomunikasi dengan dokter, sehingga dapat dipilih obat yang tidak bersifat teratogenik (susunan obat) yang dapat diberikan adalah :
1)      Sedatif ringan
a)      Phenobarhal (luminal) 30 mgr
b)      Valium
2)      Anti Alergi
a)        Medramer
b)        Dramamin
13
c)        Avemim
3)      Obat anti mual-muntah/Anti emetic
a)      Mediamer B6
b)      Emetrole
c)      Stimetil
d)     Avopreg (prometazine)
4)      Vitamin
a)         Terutama vitamin B kompleks
b)        Vitamin C
b.      Diet
1)      Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan hanya berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam zat-zat gizi kecuali vitamin C karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.
2)      Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara
berangsur mulai diberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan. Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi kecuali vitamin A dan D.
3)      Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan. Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali kalsium.

Dalam melakukan diet, ibu hamil perlu mengatur pola makannya, yaitu sebagai berikut:
1)        Jumlah dan jenis makanan, serta bagaimana penyajiannya memang bisa memicu keluhan dan  gangguan mual muntah. Untuk itu, ingatlah seberapa banyak porsi yang bisa masuk, dan jenis makanan apa saja yang sekiranya memancing rasa mual serta ingin muntah.
2)        Mengingat peningkatan kadar asam lambung merupakan salah satu penyebab utama rasa mual, jangan biarkan perut dalam keadaan kosong. Aturlah pola makan menjadi lebih sedikit porsinya tapi lebih sering frekuensinya. Yang perlu diingat, ibu hamil tak perlu makan berlebihan.
3)        Lambung yang mengalami perlukaan bisa sedikit terobati oleh makanan dan minuman yang segar dan hangat. Sekalipun hobi, sebaiknya hindari dulu kegemaran menyantap makanan pedas, asam, dan bersantan karena hanya akan memperberat kerja lambung.
4)        Agar sarapan tidak diganggu keluhan, nikmati sepotong roti kering bersama secangkir teh manis hangat. Selain bisa meredakan dorongan mual muntah, makanan itu bisa menggugah nafsu makan.
5)        Untuk mengganti cairan tubuh yang terbuang lewat muntah, jangan ragu untuk banyak-banyak mengonsumsi makanan atau minuman berkadar air tinggi seperti sayuran, jus buah, dan  sejenisnya.
6)        Makanan berkarbohidrat tinggi juga bisa dijadikan pilihan agar energi yang terbuang akibat muntah bisa segera tergantikan.
7)        Jenis-jenis makanan yang diduga memicu perut kembung sebaiknya juga tidak dikonsumsi. Soalnya, kondisi kembung akan membuat perut serasa terisi penuh padahal kosong.
8)        Yang pasti hindari stres dan ketegangan dalam bentuk apa pun. Jangan pernah menganggap kehamilan sebagai beban, melainkan sebagai fase kehidupan baru yang menyenangkan.
14
c.       Menghentikan kehamilan
Pada sebagian kecil kasus, keadaan tidak menjadi baik bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk.
Delirrum, kebutaan, takhikardi, iklerus, anuriq, dan perdarahan merupakan monifestasi komplikasi organik dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terputik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat tetapi dalam pihak tidak  boleh menunggu sampai menjadi gejala irreversibel pada organ vital (Prawirohardjo, 1992).
Berdasarkan kriterianya, penatalaksanaan dapat dilakukan dengan cara:
1)        Emesis Gravidarum
Kriteria :
a)      Mual dan mutah selama kehamilan muda (6 - 16 minggu)
b)      Masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari;
c)      Sering timbul pada pagi hari (morning sickness).
Penatalaksaan :
a)      Terangkan bahwa itu merupakan gejala kehamilan muda, akan hilang sendiri setelah kehamilan 16 minggu
b)      Pendekatan psikologis 
c)      Perbanyak istirahat
d)     Kurangi beban kerja sehari-hari dan beban psikologis
e)      Medikamentosa : pasang infus RL / D10% , jika KU jelek atau pre-shock berikan Antivomitus ( Primperan inj. +/ oral ) tranguliser.
2)        Hiperemesis Gravidarum
Kriteria :
a)        Mual dan mutah semakin hebat
b)        Tidak dapat lagi melakukan aktivitas sehari-hari.
Penatalaksaan :
a)        Rawat inap
b)        Stop makan / minum dalam 24 jam pertama
c)        Obat-obat diberikan parenteral
d)        Infus D10% ( 2000 ml ) + RD5% ( 2000 ml) / hari tiap botol tambahan
e)        Antiemetik ( metoklopramid hidrochlorid ) 1 amp (10 mg)
f)         Roborantia
g)        Kalau perlu Diazepam 10 mg im
h)        Psikoterapi
i)          Dalam 24 jam pertama –>> evaluasi
j)          Bila membaik : boleh makan / minum bertahap ;
k)        Bila tetap : Stop makan minum ? lanjutka R/ di atas untuk 24 jam kedua
l)          Bila dalam 24 jam kedua tidak membaik –>> pertimbangan rujukan
m)     Infus dilepas setelah 24 jam bebas mual dan mutah
Kriteria pulang :
a)        Mual dan mutah tidak ada lagi
b)        Keluhan subyektif tidak ada
c)        Tanda-tanda vital baik.
1.      Prognosis
Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat memuaskan.
Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin.

15
A.    Menyusunan Menu Diet dan Menghitung Kebutuhan Energi serta Protein pada Ibu Hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Dalam Sehari
1.         Susunan menu diet
Tabel. 1 Bahan makanan                                                   
Bahan makanan
Berat ( Gram )
Ukuran RT
Nilai Energi
( kkal )
Nilai Protein
Biskuit
40
4 bh bsr
175
4
Krakers
50
5 bh sdg
175
4
Roti putih
70
3 ptg sdg
175
4
Jeruk manis
110
2 bh
50

Pepaya
110
1 ptg sdg
50

Apel
85
1 bh
50

Pisang
50
1 bh
50

Susu
25
1 gls
75
5

Tabel. 2 Susunan menu diet dalam sehari







WAKTU
MENU
BAHAN MAKANAN
BERAT ( Gr )
URT
ENERGI ( KKAL )
PROTEIN
(Gram )
Pagi
Roti Manis
Roti putih
70
3 ptg sdg
175
4

Susu
Susu kedelai bubuk
25
2 sdm
75
5

Pepaya
Buah pepaya
110
1 ptg sdg
50








Selingan
Krakers
Krakers
50
5 bh sdg
175
4

Jeruk manis
Buah jeruk
110
2 bh
50


Apel
Buah apel
85
1 bh
50








Siang
Roti Selai
Roti putih
70
3 ptg sdg
175
4

Susu
Susu kedelai bubuk
25
2 sdm
75
5

Juice Apel
Buah apel
85
1 bh
50








Selingan
Biskuit
Biskuit
40
4 bh bsr
175
4

Pisang
Buah Pisang
50
1 bh
50


Jeruk manis
Sari buah jeruk
110
2 bh
50








Malam
Roti Bakar
Roti putih
70
3 ptg sdg
175
4

Susu
Susu kedelai bubuk
25
2 sdm
75
5

Pepaya
Buah pepaya
110
1 ptg sdg
50











940
1200
1200
26


16
2.         Hasil perhitungan kebutuhan energi dan protein
BBH: 49 Kg; BBSH:47 Kg; TB:161 Cm; U:22 Th
a.                 Berat badan ideal: 161-110=51 Kg
b.                BMR         =655,1 + (9,65x51) + (1,85x161) – (4,68x22)
=655,1 + 492,15 + 297,85 – 102,96
=1342,14
c.                 Kegiatan fisik: sedang
d.                KF sedang x BMR: 1,7 x 1342,14=2282
e.                 Dalam bentuk gram
1)      KH: 0,6 x 2282=1369,2 Kkal : 4=342,3 Gr
2)      PR: 0,15 X 2282=342,3 : 4=85,6

Keterangan :
BBH    : Berat badan hamil (Kg)
BBSH : Berat badan sebelum hamil (Kg)
TB       : Tinggi badan (M)
U         : Umur (Tahun)
KF       : Kegiatan fisik
BMR   : Basal metabolis rate (Kkal)
KH      : Karbohidrat (Gr)
PR       : Protein (Gr)
Jadi perhitungan untuk kebutuhan energi dan protein adalah sebagai berikut:
a.       Menghitung kebutuhan energi= 2282 Kkal
b.      Menghitung kebutuhan Protein=85,6 Gr

BAB V
PEMBAHASAN DAN HASIL
  1. Menyusun Menu Seimbang pada Ibu Hamil dengan Anemia
IMG-20130515-00393
1.       Definisi
Anemia pada wanita hamil didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin yang kurang dari 12 g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas. Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan kehamilan, pada awal kehamilan, dan kembali menjelang aterm, kadar hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan besi adalah 11 g/dl atau lebih. Atas alasan tersebut, Centers for disease control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dl pada trimester kedua (Suheimi, 2007).
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis tidak cukup, yang ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi serum (Serum Iron = SI) dan jenuh transferin menurun, kapasitas ikat besi total (Total Iron Binding Capacity / TIBC) meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang serta ditempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali.
Banyak factor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi besi antara lain, kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya gangguan absorbsi diusus, perdarahan akut maupun kronis, dan meningkatnya kebutuhan zat besi seperti pada wanita hamil, masa pertumbuhan, dan masa penyembuhan dari penyakit.

2.       Pembagian Anemia Dalam Kehamilan
a.       Anemia defisiensi besi
Terjadi sekitar 62,3% pada kehamilan. Merupakan anemia yang paling sering dijumpai pada kehamilan.
Hal ini disebabkan oleh kurang masuknya unsure besi dan makanan, karena gangguan resorpsi, gangguan penggunaan atau karena terlampaui banyaknya besi keluar dari badan, misalnya pada perdarahan.
17
18
Keperluan besi bertambah dalam kehamilan terutama pada trimester terakhir. Keperluan zat besi untuk wanita tidak hamil 12 mg, wanita hamil 17 mg dan wanita menyusui 17 mg.
Tanda dan gejala :
1)       Memiliki rambut yang rapuh dan halus serta kuku tipis, rata, dan mudah patah
2)       Lidah tampak pucat, licin dan mengkilat, berwarna merah daging, stomatitis angularis, pecah-pecah disertai kemerahan dan nyeri sudut mulut
Ciri-ciri anemia defisiensi besi
1)        Mikrositosis
2)        Hipokromasia
3)        Anemia ringan tidak selalu menimbulkan ciri khas bahkan banyak yang  bersifat normositer dan normokrom
4)        Kadar besi serum rendah
5)         Daya ikat besi serum meningkat
6)        Protoporfirin meningkat
7)         Tidak ditemukan hemosiderin dalam sumsum tulang
b.      Anemia megaloblastik
                Terjadi pada sekitar 29% pada kehamilan. Disebabkan oleh defisiensi asam folat, jarang sekali karena defisiensi vitamin B12. Hal itu erat hubungannya dengan defisiensi makanan.
        Gejala-gejalanya :
1)      Malnutrisi
2)      Glositis berat (lidah meradang, nyeri)
3)       Diare
4)      Kehilangan nafsu makan
        Ciri-ciri anemia megaloblastik:
1)       Megaloblast
2)      Promegaloblast dalam darah atau sumsum tulang
3)      Anemia makrositer dan hipokrom dijumpai bila anemianya sudah berat. Hal itu disebabkan oleh defisiensi asam folat sering berdampingan dengan defisiensi besi dalam kehamilan
c.       Anemia hipoplastik
                Terjadi pada sekitar 8% kehamilan. Disebabkan oleh sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru. Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan belum diketahui dengan pasti. Biasanya anemia hipoplastik karena kehamilan, apabila wanita tersebut telah selesai masa nifas akan sembuh dengan sendirinya. Dalam kehamilan berikutnya biasanya wanita mengalami anemia hipoplastik lagi.
Ciri-ciri :
1)      Pada darah tepi terdapat gambaran normositer dan normokrom, tidak ditemukan ciri-ciri defisiensi besi, asam folat atau vitamin B12
2)      Sumsum tulang bersifat normoblastik dengan hipoplasia eritropoesis yang nyata
d.      Anemia hemolitik
                Terjadi pada sekitar 0,7% kehamilan. Disebabkan oleh pengancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila hamil maka biasanya anemia menjadi berat. Sebaliknya mungkin pula kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia.


19
Anemia hemolitik dibagi menjadi 2 golongan besar :
1)        Disebabkan oleh factor intrakorpuskuler seperti thalassaemia, anemia sel sabit, sferositosis, eliptositosis, dll.
2)        Disebabkan oleh factor ekstrakorpuskuler seperti defisiensi G-6 fosfat dehidrogenase, leukemia, limfosarkoma, penyakit hati dll.
Gejala proses hemolitik
1)      Anemia
2)      Hemoglobinemia
3)      Hemoglobinuria
4)      Hiperbilirubinuria
5)      Hiperurobilirubinuria
6)      Kadar sterkobilin dalam feses tinggi, dll
e.      Klasifikasi anemia yang lain adalah :
1)      Hb 11 gr% : Tidak anemia
2)      Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
3)      Hb 7-8 gr% : Anemia sedang
4)      Hb <7 gr% : Anemia berat

3.    Penyebab Anemia Pada Kehamilan
Penyebab umum dari anemia :
a.    Perdarahan hebat
b.    Akut (mendadak)
c.     Kecelakaan
d.    Pembedahan
e.    Persalinan
f.     Pecah pembuluh darah
g.    Kronik (menahun)
h.    Perdarahan hidung
i.      Wasir (hemoroid)
j.      Ulkus peptikum
k.    Kanker atau polip disaluran pencernaan
l.      Tumor ginjal atau kandung kemih
m.  Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
n.    Berkurangnya pembentukan sel darah merah
o.    Kekurangan zat besi
p.    Kekurangan vitamin B12
q.    Kekurangan asam folat
r.     Kekurangan vitamin C
s.     Penyakit kronik
t.      Meningkatnya penghancuran sel darah merah
u.    Pembesaran limfa
v.    Kerusakan mekanik pada sel darah merah
w.   Reaksi autoimun terhadap sel darah merah :
1)      Hemoglobinuria nocturnal paroksismal
2)      Sferositosis herediter
3)      Elliptositosis herediter
x.    Kekurangan G6PD
y.    Penyakit sel sabit
z.     Penyakit hemoglobin C
20
aa. Penyakit hemoglobin S-C
bb.  Penyakit hemoglobin E
cc.  Thalasemia
                      Selain itu anemia juga disebabkan oleh :
a.    Kekurangan zat besi
b.    Kekurangan Vitamin B12 atau asam folat
c.     Kerusakan pada sumsum tulang atau ginjal
d.    Kehilangan darah akibat pendarahan dalam atau siklus haid perempuan
e.    Penghancuran sel darah merah (anemia hemolitik)
f.     Infeksi HIV
g.    Perdarahan
h.    Genetik
i.      Pecahnya dinding sel darah merah

4.    Patofisiologi Anemia Pada Kehamilan
        Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterm serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron.

5.    Etiologi Anemia Pada Kehamilan
      Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan, yaitu :
a.       Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah
b.      Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma
c.       Kurangnya zat besi dalam makanan
d.      Kebutuhan zat besi meningkat
e.      Gangguan pencernaan dan absorbs

6.    Gejala Klinis
                Wintrobe mengemukakan bahwa manifestasi klinis dari anemia defisiensi besi sangat bervariasi, bisa hampir tanpa gejala, bisa juga gejala-gejala penyakit dasarnya yang menonjol, ataupun bisa ditemukan gejala anemia bersama-sama dengan gejala penyakit dasarnya. Gejala-gejala dapat berupa kepala pusing, palpitasi, berkunang-kunang, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan system neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar limpa. Pada umumnya sudah disepakati
bahwa bila kadar hemoglobin <7 gr/dl maka gejala-gejala dan tanda-tanda anemia akan jelas.

1.    Derajat Anemia
        Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu hamil, didasarkan pada criteria WHO tahun 1972 yang ditetapkan dalam 3 kategori, yaitu normal ( ³11 gr/dl ), anemia ringan ( 8-11 gr/dl ), dan anemia berat (≤ 8 gr/dl ). Berdasarkan hasil pemeriksaan darah ternyata rata-rata kadar hemoglobin ibu hamil adalah sebesar 11.28 mg/dl, kadar hemoglobin terendah 7.63 mg/dl, dan tertinggi 14.00 mg/dl.

21
Kecukupan gizi yang dianjurkan bagi wanita hamil
Zat gizi
Tidak hamil
Hamil
Energi ( kal )
1900
± 285
Protein ( g )
44
± 12
Vitamin A ( RE)
500
± 200
Vitamin C ( Mg )
30
± 10
Asam folat ( Mcg )
150
± 50
Niasin ( Mg )
8,4
± 1,3
Riboflavin ( Mg )
1,0
± 0,2
Tiamin ( Mg )
0,9
± 0,2
Vitamin B12 ( Mcg )
1,0
± 0,3
Kalsium
600
± 400
Fosfor
450
± 200
Iodium
150
± 25
Besi
25
± 20
Zinc
15
± 5

2.    Dampak Anemia Defisiensi Zat Besi Pada Kehamilan
        Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Resiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Disamping itu, perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah.
        Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan abortus, partus imatur atau
premature, gangguan proses persalinan ( inersia, atonia, partus lama, perdarahan atonis ), gangguan pada masa nifas ( subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi, dan stress kurang, produksi ASI rendah ), dan gangguan pada janin (abortus dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian perinatal, dll ).

3.    Pencegahan Anemia
        Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi daging ( terutama daging merah ) seperti sapi.
Zat besi juga dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-kacangan. Perlu diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi.
        Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian suplemen Fe dosis rendah 30 mg pada trimester ketiga ibu hamil non anemik (  Hb lebih/=11g/dl ), sedangkan untuk ibu hamil dengan anemia defisiensi besi dapat diberikan suplemen Fe sulfat 325 mg 60-65 mg,  1-2 kali sehari. Untuk yang disebabkan oleh defisiensi asam folat 1 mg/hari atau untuk dosis pencegahan dapat diberikan 0,4 mg/hari. Dan bisa juga diberikan vitamin B12 100-200 mcg/hari.



22
4.       Pengobatan Anemia
        Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi. Sebagian besar tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu polisakarida. Tablet besi akan diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet kemampuan usus untuk menyerap zat besi adalah terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam dosis yang lebih besar adalah sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan gangguan pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir selalu menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam, dan ini adalah efek samping yang normal dan tidak berbahaya.

A.     Menyusunan Menu makan dan Menghitung Kebutuhan Energi serta Protein pada Ibu Hamil dengan Anemia Dalam Sehari
1.       Susunan menu makan
Tabel. 1 Bahan makanan                                                  
Bahan makanan
Berat ( Gram )
Ukuran RT
Nilai Energi ( kkal )
Nilai Protein
Nasi
120
¾ gls
525
12
Iga bakar
115
3 ptg sdg
35
21
Minyak kelapa
10
2 sdt
100
Tempe
225
6 ptg sdg
75
15
Roti
70
3 ptg bsr
175
4
Sayuran
200
2 gls
50
4
Buah pepaya
110
1 buah
50
Buah melon
190
1 ptg sdg
50
Buah semangka
180
1 ptg bsr
50
Susu
75
3 gls
75
15
Sambal



1185
86










23
Tabel. 2 Susunan menu makan dalam sehari
WAKTU
MENU
BAHAN MAKANAN
BERAT ( Gr )
URT
ENERGI ( KKAL )
PROTEIN
(Gram )
Pagi
Nasi
Nasi
40
¾ gls
175
7

Tumis sayur
sayuran
200
2 gls
100
2


Minyak kelapa
5
1 sdt
50


Iga bakar
Daging sapi
35
1 ptg sdg
75
5

Tempe goreng
Tempe
50
2 ptg sdg
75
5


Minyak kelapa
5
1 sdt
50


Susu
Susu
25
2 sdm
75
5

Semangka
Buah semangka
180
1 ptg bsr
50








Selingan
Roti
Roti
70
3 ptg sdg
175
4







Siang
Nasi
Nasi
40
¾ gelas
175
7

Iga bakar
Daging sapi
35
1 ptg sdg
75
5

Tempe goreng
Tempe
50
2 ptg sdg
75
5


Minyak kelapa
5
1 sdt
50


Sayur asem
Sayuran
200
2 gls
100
2

Susu
susu
25
2 sdm
75
5

Melon
Buah melon
190
1 ptg sdg
50








Selingan
Roti
Roti
70
3 ptg sdg
175
4







Malam
Nasi
Nasi
40
¾ gelas
175
7

Iga bakar
Daging sapi
35
1 ptg sdg
75
5

Tumis sayur
sayuran
200
2 gls
100
2

Tempe goreng
Tempe
50
2 ptg sdg
75
5


Minyak kelapa
5
1 sdt
50


Susu
Susu
25
2 sdm
75
5

Pepaya
Buah pepaya
110
1 ptg sdg
50


Roti
Roti
70
3 ptg sdg
175
4










1400
1775
1775
84

2.       Hasil perhitungan kebutuhan energi dan protein
BBH: 49 Kg; BBSH:47 Kg; TB:161 Cm; U:22 Th
a.                 Berat badan ideal: 161-110=51 Kg
b.                BMR              =655,1 + (9,65x51) + (1,85x161) – (4,68x22)
=655,1 + 492,15 + 297,85 – 102,96
=1342,14
c.                 Kegiatan fisik: sedang
d.                KF sedang x BMR: 1,7 x 1342,14=2282
e.                Dalam bentuk gram
24
1)      KH: 0,6 x 2282=1369,2 Kkal : 4=342,3 Gr
2)      PR: 0,15 X 2282=342,3 : 4=85,6

Keterangan :
BBH        : Berat badan hamil(Kg)
BBSH     : Berat badan sebelum hamil (Kg)
TB           : Tinggi badan (M)
U             : Umur (Tahun)
KF           : Kegiatan fisik
BMR      : Basal metabolis rate (Kkal)
KH          : Karbohidrat (Gr)
PR           : Protein (Gr)
Jadi perhitungan untuk kebutuhan energi dan protein adalah sebagai berikut:
a.       Menghitung kebutuhan energi= 2282 Kkal
b.      Menghitung kebutuhan Protein=85,6 Gr


BAB VI
PEMBAHASAN DAN HASIL
A.      Menyusun Menu Seimbang Pada Ibu Hamil Dengan Preeklamsia
IMG05037-20130522-1537
1.       Definisi
Preeklamsia adalah komplikasi kehamilan, juga disebut toksemia, yang terjadi ketika tekanan darah seorang wanita hamil menjadi sangat tinggi. Dia juga akan mengalami pembengkakan parah di kaki dan memiliki protein dalam urin nya. Baca terus untuk mengetahui bagaimana Anda dapat mendiagnosa preeklamsia dan tahu jika Anda berada pada risiko untuk mengembangkan gangguan tersebut.

Menurut Teori:
a.       Pre eklampsia (toksemia gravidarum) adalah tekanan darah tinggi yang disertai dengan proteinuria (protein dalam air kemih) atau edema (penimbunan cairan), yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan. (Manuaba, 1998). 
b.      Pre eklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Eklampsia adalah preeklampsia yang disertai kejang dan/atau koma yang timbul bukan akibat kelainan neurologi. Superimposed preeklampsia-eklampsia adalah timbulnya preeklampsia atau eklampsia pada pasien yang menderita hipertensi kronik. Menurut (Mansjoer et.al 2000)
c.       Pre ekalmpsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Eklampsia adalah preeklampsia yang disertai kejang dan/koma yang timbul bukan akibat kelainan neurologi.Sumperimposed preeklampsia-ekklampsia adalah timbulnya preeklampsia atau eklampsia pada pasien yang menderita hipertensi kronik.


25
26
d.      Menurut kamus saku kedokteran Dorland, preeclampsia adalah toksemia pada kehamilan lanjut yang ditandai oleh hipertensi,edema, dan proteinuria. Eklampsia adalah konvulsi dan koma, jarang koma saja, yang terjadi pada wanita hamil atau dalam masa nifas dengan disertai hipertensi, edema dan atau proteinuria. 

2.       Klasifikasi Pre eklampsia 
Pre eklampsia digolongkan ke dalam Pre eklampsia ringan dan Pre eklampsia berat dengan gejala dan tanda sebagai berikut:
a.       Pre eklampsia Ringan 
1)      Tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interval pemeriksaan 6 jam. 
2)      Tekanan darah diastolic 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan interval pemeriksaan 6 jam. 
3)      Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu. Edema umum, kaki, jari tangan dan muka. 
4)      Proteinuria 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif 1 sampai 2 pada urin kateter atau urin aliran pertengahan.
b.      Pre eklampsia Berat 
Diagnosa PEB ditegakkan apabila pada kehamilan >20 minggu didapatkan satu/lebih gejala/tanda di bawah ini: 
1)      Tekanan darah 160/110 mmHg 
a)      Ibu hamil dalam keadaan relaksasi (pengukuran tekanan darah minimal setelah istirahat 10 menit) 
b)      Ibu hamil tidak dalam keadaan his. 
*      Oigouria, urin kurang dari 500 cc/24 jam.
*      Poteinuria 5 gr/liter atau lebih atau 4+ pada pemeriksaan secara kuantitatif.
*      Terdapat edema paru dan sianosis.
*      Gangguan visus dan serebral.
*       Keluhan subjektif
c)       Nyeri epigastrium 
d)      Gangguan penglihatan 
e)      Nyeri kepala 
f)       Gangguan pertumbuhan janin intrauteri. 
g)      Pemeriksaan trombosit 

3.       Pencegahan kejadian Pre eklampsia dan eklampsia 
Pre eklampsia dan eklampsia merupakan komplikasi kehamilan ynag berkelanjutan dengan penyebab yang sama. Oleh karena itu, pencegahan atau diagnosis dini dapat mengurangi kejadian dan menurunkan angka kesakitan dan kematian.

Untuk mencegah kejadian Pre eklampsia ringan dapat dilakukan nasehat tentang dan berkaitan dengan:
a.       Diet-makanan 
Makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin dan rendah lemak. Kurangi garam apabila berat badan bertambah atau edema. Makanan berorientasi pada empat sehat lima sempurna. Untuk meningkatkan jumlah protein dengan tambahan satu butir telur setiap hari. 

27
b.      Cukup istirahat 
Istirahat yang cukup pada saat hamil semakin tua dalam arti bekerja seperlunya disesuaikan dengan kemampuan. Lebih banyak duduk atau berbaring kearah kiri sehingga aliran darah menuju plasenta tidak mengalami gangguan. 
c.       Pengawasan antenatal (hamil) 
Bila terjadi perubahan perasaan dan gerak janin dalam rahim segera datang ke tempat pemeriksaan.

Keadaan yang memerlukan perhatian: 
1)        Uji kemungkinan Pre eklampsia: 
a)      Pemeriksaan tekanan darah atau kenaikannya 
b)      Pemeriksaan tinggi fundus uteri 
c)       Pemeriksaan kenaikan berat badan atau edema 
d)      Pemeriksaan protein dalam urin 
e)      Kalau mungkin dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal, fungsi hati, gambaran darah umum dan pemeriksaan retina mata. 
2)        Penilaian kondisi janin dalam rahim. 
a)      Pemantauan tinggi fundus uteri 
b)      Pemeriksaan janin: gerakan janin dalam rahim, denyut jantung janin, pemantauan air ketuban 

4.       Penanganan Pre eklampsia 
a.       Penanganan Pre eklampsia Ringan 
Penanganan Pre eklampsia bertujuan untuk menghindari kelanjutan menjadi eklampsia dan pertolongan kebidanan dengan melahirkan janin dalam keadaan optimal dan bentuk pertolongan dengan trauma minimal. Pre-eklampsi dan eklampsi tidak
memberikan respon terhadap diuretik (obat untuk membuang kelebihan cairan) dan diet rendah garam. Penderita dianjurkan untuk mengkonsumsi garam dalam jumlah normal dan minum air lebih banyak. sangat penting untuk menjalani tirah baring. Penderita juga dianjurkan untuk berbaring miring ke kiri sehingga tekanan terhadap vena besar di dalam perut yang membawa darah ke jantung berkurang dan aliran darah menjadi lebih lancar. Untuk menurunkan tekanan darah dan mencegah kejang, bisa diberikan magnesium sulfat intravena (melalui pembuluh darah). Jika pre-eklamsinya bersifat ringan, penderita cukup menjalani tirah baring di rumah, tetapi harus memeriksakan diri ke dokter setiap 2 hari. Jika perbaikan tidak segera terjadi, biasanya penderita harus dirawat dan jika kelainan ini terus berlanjut, maka persalinan dilakukan sesegera mungkin. Penderita pre-eklamsi berat dirawat di rumah sakit dan menjalani tirah baring.

Pada Pre eklampsia ringan penanganan simptomatis dan berobat jalan dengan memberikan: 
1)      Sedativa ringan 
2)      Obat penunjang 
3)      Nasehat 
a)      Lebih banyak istirahat baring penderita juga dianjurkan untuk berbaring miring ke kiri sehingga tekanan terhadap vena besar di dalam perut yang membawa darah ke jantung berkurang dan aliran darah menjadi lebih lancar. 
b)      Segera datang memeriksakan diri, bila tedapat gejala sakit kepala, mata kabur, edema mendadak atau berat badan naik. Pernafasan emakin sesak,
28
nyeri pada epigastrium, kesadaran makin berkurang, gerak janin melemah-berkurang, pengeluaran urin berkurang. 
4)      Jadwal pemeriksaan hamil dipercepat dan diperketat. 
Petunjuk untuk segera memasukkan penderita ke rumah sakit atau merujuk penderita perlu memperhatikan hal berikut: 
a)      Bila tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih 
b)      Protein dalam urin 1 plus atau lebih 
c)       Kenaikan berat badan ½ kg atau lebih dalam seminggu 
d)      Edema bertambah dengan mendadak 
e)      Terdapat gejala dan keluhan subjektif.
Bila keadaan ibu membaik dan tekanan darah dapat dipertahankan 140-150/90-100 mmHg, tunggu persalinan sampai aterm sehingga ibu dapat berobat jalan dan anjurkan memeriksakan diri tiap minggu. Kurangi dosis obat hingga tercapai dosis optimal. Bila tekanan darah sukar dikendalikan, berikan kombinasi obat. Tekanan darah tidak boleh lebih dari 120/80 mmHg. Tunggu pengakhiran kehamilan sampai 40 minggu, kecuali terdapat pertumbuhan terhambat, kelainan fungsi hepar/ginjal, dan peningkatan proteinuria. Pada kehamilan >37 minggu dengan serviks matang, lakukan induksi persalinan. Persalinan dapat dilakukan spontan atau dipercepat dengan ekstraksi. 
b.      Penanganan Pre eklampsia Berat
Bidan yang mempunyai polindes dapat merawat penderita Pre eklampsia berat untuk sementara, sampai menunggu kesempatan melakukan rujukan sehingga penderita mendapat pertolongan yang sebaik-baiknya. 

Penderita diusahakan agar: 
1)      Terisolasi sehingga tidak mendapat rangsangan suara ataupun sinar. 
2)      Dipasang infus glukosa 5% 
3)      Dilakukan pemeriksaan: 
a)      Pemeriksaan umum:
pemeriksaan tiap jam tekanan darah, nadi, suhu dan pernafasan.
b)      Pemeriksaan kebidanan:
pemeriksaan denyut jantung janin tiap 30 menit, pemeriksaan dalam (evaluasi pembukaan dan keadaan janin dalam rahim).
4)      Pemasangan dower kateter
5)      Evaluasi keseimbangan cairan
Pemberian MgsO4 dosis awal 4 gr IV selama 4 menit

Setelah keadaan Pre eklampsia berat dapat diatasi, pertimbangan mengakhiri kehamilan berdasarkan: 
1)      Kehamilan cukup bulan 
2)      Mempertahankan kehamilan sampai mendekati cukup bulan 
3)      Kegagalan pengobatan Pre eklampsia berat kehamilan diakhiri tanpa memandang umur. 
4)      Merujuk penderita ke rumah sakit untuk pengobatan yang adekuat.
Mengakhiri kehamilan merupakan pengobatan utama untuk memutuskan kelanjutan Pre eklampsia menjadi eklampsia. Dengan perawatan sementara di Polindes, maka melakukan rujukan penderita merupakan sikap yang paling tepat. 

29
c.       Diet Komplikasi Kehamilan Pre Eklampsia dan Eklamsia 
1)      Tujuan Diet 
a)      Mencapai dan mempertahankan status gizi normal 
b)      Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal 
c)       Mencegah atau mengurangi tekanan darah normal 
d)      Mencapai keseimbangan nitrogen 
e)      Menjaga agar penambahan berat badan tidak melebihi normal 
f)       Mengurangi atau mencegah timbulnya faktor risiko lain atau penyulit baru pada saat kehamilan atau setelah melahirkan 
2)      Syarat Diet 
Syarat-syarat diet preeklampsia adalah: 
a)      Energi dan semua zat gizi cukup. Dalam keadaan berat, makanan diberikan secara berangsur-angsur, sesuai dengan kemampuan pasien menerima makanan. Penambahan energi tidak lebih dari 300 kkal dari makanan atau diet sebelum hamil. 
b)      Garam diberikan rendah sesuai dengan berat-ringannya retensi garam atau air. Penambahan berat badan diusahakan di bawah 3 kg/bulan atau di bawah 1 kg/minggu. 
c)       Protein tinggi (1 ½ g/kg berat badan) 
d)      Lemak sedang, sebagian lemak berupa lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh ganda 
e)      Vitamin cukup; vitamin C dan B6 diberikan sedikit lebih tinggi 
f)       Mineral cukup terutama kalsium dan kalium 
g)      Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan makan pasien 
h)      Cairan diberikan 2500 ml sehari. Pada keadaan oliguria, cairan dibatasi dan disesuaikan dengan cara yang keluar melalui urin, muntah, keringat, dan pernafasan. 
3)      Macam diet dan indikasi pemberian 
a)      Diet preeklampsia I 
Diet preeclampsia I diberikan pada pasien preeclampsia berat. Diet preeklampsia I diberikan sebagai makanan perpindahan dari preeklampsia I atau kepada pasien preeklampsia yang penyakitnya tidak begitu berat. Makanan berbentuk saring atau lunak dan diberikan sebagai diet rendah garam I. makanan ini cukup energi dan zat gizi lainnya.
b)      Diet preeklampsia II 
Diet preeklampsia II diberikan sebagai makanan perpindahan dari preeklampsia I atau kepada pasien preeklampsia yang penyakitnya tidak begitu berat. Makanan berbentuk saring atau lunak dan diberikan sebagai diet rendah garam I. Makanan ini cukup energi dan zat gizi lainnya. 
c)       Diet preeklampsia III 
Diet preeklampsia III diberikan sebagai makanan perpindahan dari preeklampsia II atau kepada pasien preeklampsia ringan. Makanan ini mengandung protein tinggi dan garam rendah, diberikan dalam bentuk lunak atau biasa. Makanan ini cukup semua zat gizi. Jumlah energi harus disesuaikan dengan kenaikan berat badan yang boleh lebih dari 1 kg tiap bulan.
d) Nilai gizi 
 Diet Pre eklamsia I Diet Pre eklamsia II Diet Pre eklamsia III
*         Energi (kkal) 1032 1604 2128
*         Protein (g) 20 56 80
30
Lemak (g) 19*         44 63
*         Karbohidrat (g) 211 261 305
*         Kalsium (mg) 600 500 800
*         Besi (mg) 6,9 17,3 24,2
*         Vitamin A (RE) 750 2796 3035
*         Tiamin (mg) 0,5 0,8 1,0
*         Vitamin C (mg) 246 212 213
*         Natrium (mg) 228 248 

Faktor Risiko Terjadinya Preeklampsia atau Jarang Kemasukan Sperma
PREEKLAMSIA menduduki peringkat kedua penyebab kematian ibu melahirkan di Indonesia. Dan salah satu faktor resiko terjadinya preeklamsia adalah jarang terpapar sperma. Preeklamsia atau disebut juga toksemia adalah penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi) pada kehamilan yang disertai adanya protein di urine setelah kehamilan 20 minggu (5 bulan). Preeklamsia yang di sertai kejang disebut Eklamsia. ”Salah satu faktor risiko terjadinya Preeklamsia pada ibu hamil adalah jarang terpapar sperma, ”jelas Dr. Med Damar Prasmu
Menurut Dr. Damar, maksud jarang terpapar sperma disini adalah pasangan pada awal pernikahan memutuskan untuk kontrasepsi barrier (menggunakan kondom), sinto, SpOG Pertama kali menjadi ayah dan sperma berasal dari oraqng lain (donor imsemnasi).”Hal ini disebabkan karena faktor imunologi. Jadi ada ketidaksesuian antara gen ibu dan ayah, sehingga ketikamsi ibu hamil terjadi penolakan gen ayah. Inilah yang menjadi faktor risikonya,”jelas Dr Damar lebih lanjut. Dr Damar menjelaskan, pada saat plasenta masih berada di rahim maka terjadi pembentukan pembuluh darah baru. Pada ibu hamil dengan tekanan darah normal, maka pembuluh darah akan lebar. Ketika terjadi penolakan Gen, maka pembuluh darah baru tersebut akan sempit dan tekanannya menjadi tinggi.

Selain jarang terpapar sperma, faktor risiko yang paling sering terjadi adalah sebagai berikut:
a.         Kehamilan pertama
b.         Pernah terjadi Preeklamsia pada kehamilan sebelumnya
c.          Kehamilan lebih dari 10 tahun dari kehamilannya sebelumnya
d.         Usia saat hamil kurag dari 20 tahun atau lebih dari 40 tahun
e.         Terlahir dengan pertumbuhan janin terhambat
f.          Riwayat Preeklamsia di keluarga (Khususnya ibu atau saudara perempuan)
g.          Indeks massa tubuh diatas 35
h.         Sebelum hamil pernah mengalami hipertensi kronis, migrain, diabetes, penyakit Ginjal, maupun rheumatoid arthritis
i.           Kehamilan kembar
j.           Donasi Sel telur
k.         Infeksi saluran kemih
l.           Kelainan Janin

Menurut Dr Damar, tekanan darah tinggi selama kehamilan dapat berdampak bagi ibu dan anak, yaitu:

Pada Ibu:
a.         Jangka pendek menyebabkan sindrom HELLP (adanya hemolisis, peningkatan enzim hepar, disfungsi hepar), edema pulmonium dan eklamsia.
b.         Jangka panjang menyebabkan penyakit kardiovaskolar dan diabetes melitus tipe 2
31
Pada bayi:
a.       Cerebral palsy
b.      Diebetes Melitus tipe 2
c.       Penyakit kardiovaskular
d.      Obesitas
e.      PCO (Polycistic Ovarium)
f.        Teratozoospermia (bentuk sperma tidak normal)

A.     Menyusunan Menu makan dan Menghitung Kebutuhan Energi serta Protein pada Ibu Hamil dengan Preeklamsia Dalam Sehari
1.       Susunan menu makan
Tabel. 1 Bahan makanan
Bahan makanan
Berat ( Gram )
Ukuran RT
Nilai Energi       ( kkal )
Nilai Protein
Nasi
300
¾ gls
175
21
Sayuran
225
gls
25
3
Telur ayam
100
2 btr
75
14
Susu
75
15 sdm
150
21
Pepaya
220
2 ptg sdg
50

Tahu
200
2 bh bsr
75
10
Ayam
55
1 ptg sdg
50
7
Jeruk manis
220
4 bh
100

Teh manis




Semangka
200
2 ptg sdg
100

Roti
70
3 ptg sdg
175
4
Tempe
50
2 ptg sdg
75
5

Tabel. 2 Susunan menu makan
WAKTU
MENU
BAHAN MAKANAN
BERAT ( Gr )
URT
ENERGI ( KKAL )
PROTEIN
(Gram )
Pagi
Nasi
Beras
100
¾ gls
175
4

Sayur bayam
Bayam
100
1 gls
50
1

Telur dadar
Telur ayam
100
2 btr
75
14


Minyak kelapa
5
1 sdt
50


Susu
susu bubuk
25
2  sdm
110
7







Selingan
Pepaya
Buah pepaya
220
2 ptg sdg
50








Siang
Nasi
Beras
100
¾ gls
175
7


32

Sop
Sayuran
100
1 gls
50
2

Tahu bacam
Tahu
200
2 bh bsr
75
10


Minyak kelapa
5
1 sdt
50









Ayam goreng
Daging ayam
55
1 ptg sdg
50
7


minyak kelapa
5
1 sdt
50


Jeruk manis
Buah jeruk
110
2 bh
50
7

Teh manis





Selingan
Semangka
Buah semangka
200
2 ptg sdg
100


Roti
Roti putih
70
3 ptg sdg
175
4

susu
Susu bubuk
25
2 sdm
110
7







Malam
Nasi
Beras
100
¾ gelas
175
4


Minyak kelapa
5
1 sdt
50


Tumis kacang panjang
Kacang Panjang
100
1 gls
25
1


Minyak kelapa
5
1 sdt
50


Tempe goreng
Tempe
50
2 ptg sdg
75
5


Minyak kelapa
5
1 sdt
50


Jeruk manis
buah jeruk
110
2bh
50


susu
Susu bubuk
25
2 sdm
110
7



1820
1980
1980
87

2.       Hasil perhitungan kebutuhan energi dan protein
BBH: 52 Kg; BBSH:50 Kg; TB:162 Cm; U:19 Th
a.                 Berat badan ideal: 162-110=52 Kg
b.                BMR              =655,1 + (9,65x52) + (1,85x162) – (4,68x19)
=655,1 + 501,8 + 299,7 – 82,92
=1368,6          
c.                 Kegiatan fisik: sedang
d.                KF sedang x BMR: 1,7 x 1368,6=2326,62 KKal
e.                Dalam bentuk gram
1)      KH: 0,6 x 2326,62=1396 Kkal : 4=349 Gr
2)      PR: 0,15 X 2326,62=342,3 : 4=87,24 Gr

Keterangan :
BBH        : Berat badan hamil(Kg)
BBSH     : Berat badan sebelum hamil (Kg)
TB           : Tinggi badan (M)
U             : Umur (Tahun)
KF           : Kegiatan fisik
BMR      : Basal metabolis rate (Kkal)
KH          : Karbohidrat (Gr)
PR           : Protein (Gr)
33
Jadi perhitungan untuk kebutuhan energi dan protein adalah sebagai berikut:
a.       Menghitung kebutuhan energi= 2326,62 KKal
b.      Menghitung kebutuhan Protein=87,24 Gr
BAB VII
PEMBAHASAN DAN HASIL
A.      Menyusun Menu Seimbang Pada Wanita Dewasa
1.       Kebutuhan Nutrisi Untuk Dewasa
a.       Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah seluruh interaksi antara organisme dengan makanan yangdikonsumsinya, dengan kata lain sesuai dengan tubuh yang menggunakannya.(chistian dan greger : P4). Menurut ilmu kesehatan anak fkul (1985). Nutrienadalah zat penyusun bahan makanan protein, lemak, vitamin dan mineral.Jumlah zat makanan yang dipergunakan tidaklah sama bagi setiap orangkarena jumlah zat makanan yang diperlukan tergantung pada jumlah tenaga yangdikeluarkan dan kuantitas proses pembentukan jaringan didalam tubuh sebenarnyamasih banyakfaktor lain yang mempengaruhi kebutuhan akan jumlah berbagai zatmakanan yang belum diketahui.

b.      Fungsi Nutrisi
Nutrisi mempunyai 3 fungsi pokok, antara lain :
1)      Untuk pertumbuhan, penyedian energi, untuk pergerakan dan prosestubuh.
2)      Untuk pemeliharaan dan perbaikan jaringan tubuh yang rusak
3)      Untuk metabolisme dalam tubuh.
Selain nutrisi memiliki fungsi pokok, nutrisi juga memiliki fungsi, antaralain :
1)      Memberi tenaga
2)      Mengatur suhu tubuh
3)      Melindungi tubuh dari penyakitd.Membentuk cadangan makanan dalam tubuh

c.       Tujuan pemberian nutrisi dewasa ( usia dewasa berapa tahun )
Gizi adalah makanan dan manfaatnya untuk kesehatan dapat juga diuraikansaat makanan yang bermanfaat untuk kesehatan.Manusia dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, dimulai dansaat pembuahan, berlangsung sepanjang masa hidupnya hingga dewasa sampaimasa tua, memerlukan zat gizi yang terkandung dalam makanan, jadi manusia mendapat zat gizi atau nutrien dalam bentuk makanan yang berasal dari hewan(hewani) dan tumbuhan-tumbuhan (nabati). Zat gizi tersebut adalah karbohidrat,  protein,  lemak yang disebut sebagai zat gizi mikro serta vitamin dan mineral yang disebut dengan zat gizi mikro. Selain itu, untuk memperlancar proses metabolisme dalam tubuh diperlukan air serat. Tubuh manusia membutuhkan aneka ragam makanan untuk memenuhi semua zat gizi tersebut kekurangan atau kelebihan salah satu unsur zat gizi akan menyebabkan kelainan atau penyakit, oleh karena itu, perlu diterapkan kebiasaan makanan yang seimbang sejak usia dini dengan jumlah yang sesuai kebutuhan masing-masing individu agar tercapai kondisi kesehatan yang prima. Hidangan “gizi seimbangan” adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
Zat tenaga atau kalori diperlukan untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang sebagian besar dibutuhkan dari bahanmakanan sumber karbohidrat dan lemak serta sedilit protein. Zat pembangunan atau protein ini penting untuk pertumbuhan dan mengganti sel-sel rusak yangdidapatkan dari bahan makanan hewani atau tumbuh-tumbuhan (nabati).

34
35
Bahan makanan sumber zat tenaga dari karbohidrat antara lain : beras, jagung, gandum, ubi jalar, kentang, sagu, roti, mie, paste, makaroni, tepung-tepungan disamping gula murni, baik sukrosa, glukaosa dan laktosa sedangkan bahan makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan yang berbagai vitamin dan mineral yang berperan untuk proses metabolisme ataukerjaannya fungsi organ tubuh.
Selain itu, air juga diperlukan untuk proses metabolisme sedangkan serat juga dibutuhkan oleh tubuh terutama memberikan isi perut (bulkg) dan membantu memperlancar proses buang air besar, selain itu serat juga mempengaruhi  peyerapan zat gizi dalam usus. Disamping “4 sehat 5 sempurna” pola makanan yang mengikuti “12 pesan dasar gizi seimbang” sangat dianjurkan untuk mendapatkan kecukupan gizi.
1)  Makanlah aneka ragam makananMakan yang beraneka ragam akan saling melengkapi kekurangan zat gizidari berbagai makanan yang terjamin terpenuhnya kecukupan sumber zattenaga, zat pembangun, dan zat pengatur.
2)  Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energiSetiap orng dianjurkan makan makanan yang cukup mengandung enenrgiagar dapat melakukan aktivitas sehari-hari.
3)  Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi. Dianjurkan menggunakan sumber karbohidrat kompleks (padi-padian),umbi-umbian dan tepung-tepungan dari pada karbohidrat murni (gula).
4)  Batas konsumsi lemak dan minyak sampai separempat dari kecukupan energi Lemak dan minyak berguna untuk meningkatkan jumlah energi,memebantu penyerapan vitamin A, D,E, dan K serta menambah lezatnaya hidanagan. Dianjurkan menggunakan lemak nabati karena mudah dicernaoleh tubuh.
5)  Gunakan garam beryodiu. Garam beryodium adalah garam natrium yang diperkaya dengan kalium yodida sebanyak 30-80. Setiap keluarga dianjurkan untuk menggunakan garam yang beryodium untuk memasak atau mengolah makanan agar tidak terjadi gangguan akibat kurang yodium (gaky).
6)  makanan
sumber zat besi. Zat besi (Fe) adalah salah satu unsur penting untuk membentuk hemoglobin (Hb) atau sel darah merah. Kurang zat besi dapatmenyebabkan berasal dari makanan hewani (neme-iron) dibandingkan dari makanan nabati (nonheme-iron)
7)  Memberikan asi saja pada bayi sampai umur 6 bulanAsi adalah makanan terbaik untuk bayi, karena kandungan zat gizinyalengka, mengandung zat kekebalan dan memberikan asi akan memepererat jalinan kasih sayang ibu
8)  Biasakan makan pagiMakan pagi atau sarapan sangat bermanfaat karena memelihara ketahananfisik, memertahankan daya tahan saat bekerja dan meningkatkan produktivitas kerja.
9)  Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya. Air minum harus bersih dan bebas kuman dengan cara mendidihkan atau di proses dengan alat (air minum kemasan). Fungsi air minum dalam tubuhadalah untuk melancarkan transfortasi zat gizi, mengatur keseimbangancairan dan

36
garam mineral, mengatur suhu tubuh dan mengeluarkan sisa metabolisme.
Dianjurkan minum sekurang-kurangnya 2 liter atau 8 gelassehari untuk mencegah dehidrasi dan menurunkan resiko penyakit ginjal.
10)      Lakukan kegiatan fisik atau olah raga secara teratur Kegiatan fisik dan olah raga (setiap hari jalan kaki) sangat dianjurkanuntuk meningkatkan fungsi jantung, paru-paru dan otot sertamemperlambat proses penuaan.
11)      Hindari minum-minuman beralkoholAlkohol hanya mengandung energi, tanpa mengandung zat gizi lain,kebiasaan minum alkohol dapat mengakibatkan kurang gizi, penyakitgangguan hati, kerusakan saraf otak dan jaringan serta menyebabkankecanduan.
12)      Makanlah makanan yang aman bagi kesehatanMakanan yang aman adalah makanan bebas dari kuman dan bahan kimia berbahaya, serta tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat.
13)      Bacalah label pada makanan yang dikemasan
14)      Label pada makanan yang dikemas adalah keterangan tentang isi, jenis danukuran bahan-bahan yang digunakan, susunan zat gizi, tanggal kadaluarsadan keterangan penting lain. Hal tersebut sangat membatu konsumen padasaat memilih dan membeli makanan tersebut sesuai kebutuhan gizi dankindisi kesehatan konsumen.

d.  Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keadaan nutrisi usiadewasa :
1)      Umur : masa pertumbuhan dari janin, bayi, balita, usia remaja sampai dewasa muda membutuhkan zat gizi cukup kekurangan zat gizi pada masa tersebut akan mempengaruhi tumbuh kembang.
Contoh : kurang yodium pada ibu hamil dapat menyebabkan anak kretin.
2)      Jenis kelamin pada umumnya lelaki memerlukan zat gizi lebihdibandingkan wanita karena luas permukaan tubuh maupun otot pada laki-laki lebih besar dari pada wanita. Namun kebutuhan Fe padawanita cendrung lebih tinggi karena wanita mengalami mentrubasi.
3)      Aktifitas : kegiatan atau pekerjaan sehari-hari yang lebih aktif baik fisik maupun mental memerlukan energi/kalori lebih banyak.
4)      Lingkungan yang ingin memerlukan energi/kalori yang lebih.Demikian pula orang yang berada dilingkungan bahan nuklir harusmendapatkan suplemen.

2.       Kebutuhan Nutrisi untuk usia dewasa
Energi merupakan zat yang dipergunakan untuk melakukan pekerjaan dan lipeskan didalam tubuh pada proses pembakaran zat makanan. Semua energi yang terkandung dalam zat makanan itu pada umumnya hanya dapat mengubah 10-20% dari energi potensial menjadi tenaga kerja sedangkan sisanya di ubah menjadi panas. Empat buah hal yang harus dipenuhi jika seseorang mengukur energi yang diperlukan diantaranya :
a.       Energi untuk metabolisme basalIalah jumlah energi yang diperlukan tubuh dalam keadaan istirahat baik  jasmani maupun rohani dalam keadaan tidak tidur dan suhu badan dalam lingkungan serasi. Energi basal dipengarihi oleh luas badan, umur, jenis kelamin, cuaca, ras,
37
status gizi, penyakit dan hormon-hormon yang paling berpengaruh adalah tiroksin pada keadaan hipotiroidea energi basal menurun,sedangkan dalam keadaan hipertiroidea energi basal meningkat.
b.      Energi untuk pengaruh makanan yang disebut “ specifik dynamic action(SDA)”Untuk mengolah makanan yang diserap, tubuh memerlukan sejumlah kaloritambahan yang disebut SDA, karena metabolisme karbohidrat, lemak dan protein memerlukan SDA lebih yang berlain-lainan maka SDA ini pun berbeda-beda menurut jenis makannya. Misalnya kalau makanan kita mengandung 2000 kalori maka jumlah kaloriyang sebenarnya tersedia untuk tubuh kurang dari 2000 kalori itu karenasebagian dipergunakan untuk metabolisme protein, memerlukan SDA lebihtinggi dari kedua jenis makanan lainnya.3.Energi untuk pertumbuhan. Pertumbuhan mempengaruhi jumlah energi yang diperlukan karena itu harus ditambahkan sejumlah protein dan lemak pada tubuh. Pertumbuhan yang giat terdapat pada masa dewasa muda.
c.       Energi untuk kerja luar jika otot-otot melakukan suatu pekerjaan contohnya :mengangkat benda berjalan dan sebagainya. Orang dewasa yang semakin tua memerlukan energi yang semakin kurang, pada orang dewasa. Pertumbuhan praktis sudah terhenti dan tinggalmemelihara jaringan yang ada saja. Metabolisme basal semakin turun ketika 20 tahun. Penurunan ini terjadi berangsur-angsur secara teratur sekarang pada usia sekitar 65 tahun berkurang 20% dari pada kebutuhan energi pada usia 25 tahun.

Jenis kelamin
Golongan Umur ( Tahun)
Berat Badan (Kg)
Jenis Kegiatan
Energi (Kkal)
Laki-laki
 20-59>60
55
Ringan
2100-2380
Sedang
2650
Berat
3200
Perempuan
20-59>60
47
Ringan
1710-1800
Sedang
2150
Berat
2600


3.       Kebutuhan Energi dan Zat Nutrisi Usia Dewasa
a.       Perhitungan Energi dan Nutrisi usia Dewasa
Angka kecukupan gizi setiap individu akan berbeda sesuai dengan kondisi masing-masing. Untuk mengukur AKG bagi orang dewasa secara cepat kebutuhan kalori energi dapat menggunakan rumus sebagai berikut : Angka kecukupan gizi (kkal/hari).
1)      Jenis kelamin laki-laki:
a)      Kegiatan fisik ringan        : 1,56 x BMR
b)      Kegiatan fisik sedang      : 1,76 x BMR
c)       Kegiatan fisik berat         : 2,10 x BMR
2)      Jenis kelamin perempuan:
a)      Kegiatan fisik ringan        : 1,55 x BMR
b)      Kegiatan fisik sedang      : 1,76 x BMR
c)       Kegiatan fisik beat           : 2,00 x BMR
38
b.      Sumber : FAO / WHO / UNU, 1985 (dengan penyesuaian).(dikutip dari wisyakarya pangan dan gizi VI, 1998).
Prinsip untuk menentukan angka kecukupan energi didasarkan pada pengeluaran energi dimana komponene basal metabolic rate merupakan komponen utama. Nilai BMR ditentukan oleh berat dan susunan tubuh serta umur dan jenis kelamin. Secar sederhana nilai BMR dapat ditaksir dengan menggunakan rumus regresi linier sebagai berikut :
Rumus untuk menaksir nilai BMR

Jenis kelamin
Umur (Tahun)
BMR (Kkal/Hari)
Laki-laki
0-3; 3-10; 10-18; 18-30; 30-60>60
BB + 5422,7
BB + 49517,5
BB + 65115,3
BB + 67911,6
BB + 87913,5
Perempuan
BB + 5122,5
BB + 49912,2
BB + 74614,7
BB + 4988,7
BB + 82910,5

Sumber : FAO / WHO / U dari NU, 1985 (Dengan penyesuaian). (dikutip dari wisyakarya pangan dan gizi VI, 1998)
Keterangan :
BB = berat badan (dapat digunakan actual weight atau BBideal normal tergantung tujuan).
Dengan komposisi makanan sehari 60% dari sumber karbohidrat, 20% dari protein dan 20% dari lemak. Kecukupan protein yang dianjurkan adalah 0,8gram/kg BB/hari. Dianjurkan memenuhi kebutuhan protein dari protein nabati dan hewanin dengan perbandingan 3 : 1 Widya karya pangan dan gizi VI tahun 1998, menetapkan AKG bagi orang dewasa secara nasional berdasarkan kebutuhan energi/ kalori dari protein, sebagai berikut : Indikator tingkat konsumsi dan  tingkat persedian energi 2 isokkalori 2.500, protein 36,2 gram, 55 gram (9 gram protein ikan, 6 gram protein hewani lainnya dan 40 gram protein nabati )
AKG diatas bila kita jabarkan menurut takaran konsumsi makanan sehari pada orang dewasa umur 20-59 tahun, yaitu :
1)        nasi / pengganti 4-5 piring
2)        lauk hewani 3-4 potong
3)         lauk nabati 2-4 potong
4)        sayuran 11/2 – 2 mangkok
5)        buah- buahan 2-3 potong.
Dengan catatan dalam keadaan berat badan ideal. Prinsip utama dalm melakukan pola makan sehari adalah “gizi seimbang”, dimana konsumsi beragam makanan yang seimbang dari “kuantitas” dan “kualitas” yang terdiri dari :
1)        Sumber karbohidrat: biji-bijian

39
2)        Sumber protein hewani: ikan, unggas, daging putih, putih telur, susu rendah/bebas lemak
3)        Sumber protein nabati: kacang-kacangan dan polong-polongan serta hasil olahannya.
4)        Sumber vitamin dan mineralnya: sayur dan buah-buahan segar

c.       Perhitungan berat badan ideal
Pola makan sehat bertujuan untuk menurunkan dan mempertahankan berat badan idel, sehingga dianjurkan untuk menyeimbangkan asupan kalori dengankebutuhan energi total dengan membatasi konsumsi makanan yang mengandungkalori tinggi. Disamping itu, agar melakukan aktivitas fisik yang cukup untuk mencapai kebugaran jasmani yang baik dengan menyeimbangkan pengeluarandan pemasukan energi atau kalori. Untuk menurunkan berat badan penggunaan energi harus melebihi asupannya. Cara mengukur berat badan ideal yang dapat digunakan adalah:
1)  Menggunakan Indeks Massa tubuh (IMT)
IMT = BB (Kg)
Keterangan:
BB= Berat badan
TB = Tinggi badan
Contoh :
a)  Wanita dengan TB           = 161 cm dan BB = 58 kg
IMT        = 58 (kg)
=TB x TB (m)
= 22,31 (normal)

*      Status gizi wanita:
Normal         : 17-23
Kegemukan                : 23-27
Obesitas      : >27
*      Status gizi laki-laki:
Normal         : 18-25
Kegemukan: 27-27
Obesitas      : >27

2)      Menggunakan rumus brocca : Ideal = (TB - 100) – 10% (TB - 100)
Batas ambang yang diperbolehkan adalah + 10%. Bila lebih dari 10% sudah kegemukan dan bila lebih dari 10% sudah terjadi obesitas.
Contoh :
Wanita dengan TB = 161 cm dan BB = 58 Kg
Berat ideal  = (161 - 100) – 10% (58 - 100)
                        = 61 – 6,1= 54,9 Kg (55 Kg)

Berat 58 kg masih dalam batas >10%. Secara umum untuk menurunkan berat badan dapat dicapai dengan menurunkan asupan kalori. Dianjurkan untuk menurunkan berat badan 0,5 sampai 1 kg perminggu. Sehingga kebutuhan kalori harus dikurangi 500/1000 kkal/hari.

40
Dianjurkan untuk meningkatkan penggunaan sayur, buah-buahan, kacang-kacangan dan produk biji-bijian serta mengurangi bahan makanan hewani (daging merah), lemak atau minyak jenuh (mentega atau santan) karbohidrat murni (gula, tepung-tepungan) dan yang mengandung alkohol dalam menjalankan diet rendah kalori agar berhati-hati kekurangan zat gizi mikro (vitamin dan mineral). Olehkarena itu dianjurkan makan sayuran dan buah-buahan.
Perhitungan energi sangat penting pada diet untuk mempertahankan atau menurunkan berat badan mencapai ideal. Diet tinggi lemak dapat menyebabkan kenaikan berat bedan dalam waktu cepat, namun harus diperhitungkan pula asupan dari seluruh total energi perhari terutama dari sumber makro nutrisi, yaitu: karbohidrat, protein, lemak, satu gram lemak, setara dengan 9 kkal, 1 gramkarbohidrat dan protein setara dengan 4 kkal sedangkan 1 gram alkohol setara dengan 7 kkal.
Oleh karena itu komposisi makro nutrien yang dianjurkan adalah mengurangi bahan makanan terutama dari sumber-sumber lemak dan proteinterutama bagi usia dewasa sampai usia lanjut (>40 tahun)Kategori pengukuran :
a)      Normal         : 10% BBI
b)      Overwaight                : 10-20% BBI
c)       Obesitas      : >20% BBI

B.      Menyusunan Menu Makan dan Menghitung Kebutuhan Energi serta Protein pada Wanita Dewasa Dalam Sehari
3.       Susunan menu makan
Tabel. 1 Bahan makanan
Bahan makanan
Berat ( Gram )
Ukuran RT
Nilai Energi       ( kkal )
Nilai Protein
Nasi
300
2,25 gls
525
12
Ikan
40
2 ptg sdg
50
14
Sayuran
400
3 gls
25
1
Tahu
220
1 btr
75
3,5
Minyak kelapa
20
4 sdt
100

Daging sapi
40
2 ptg sdg
50
7
Jagung muda
100
2 bh sdg
50
2
Susu
25
1 gls
25
5
Daging ayam dengan kulit
40
1 ptg sdg
150
7
Buah Pepaya
220
1 ptg sdg
220

Kacang hijau
75
1 gls
75
5
jeruk
220
4 bh
25

Sambal tomat

1 mangkuk kcl


1370
56,5



41
Tabel. 2 Susunan menu makan dalam sehari
WAKTU
MENU
BAHAN MAKANAN
BERAT ( Gr )
URT
ENERGI ( KKAL )
PROTEIN
(Gram )
Pagi
Nasi
Beras
100
¾ gls
175
7

Daging bumbu semur
Daging sapi
40
1 ptg sdg
50
7

Tumis kacang panjang+tauge
Kacang panjang+tauge
200
2 gls
50
5


Minyak kelapa
5
2 sdt
50


Buah semangka
Buah semangka
180
1 ptg bsr
50


Susu
Susu
25
1 gls
75
5
Selingan
Bubur kacang hijau
Kacang hijau
75
1 gls
75
5







Siang
Nasi
Beras
100
¾ gls
175
7

Ikan goreng
Daging ikan
40
1 ptg sdg
50
7


minyak kelapa
10
4 sdt
100


Tahu bacem
Tahu
110
1 bji sdg
75
5


minyak kelapa
5
2 sdt
50


Lalapan
Sayuran
100
1 gls
25
2

Sayur asem
Sayuran
100
1 gls
25
2

Jeruk manis
Buah jeruk
110
2 bh
50








Selingan
Pepaya
Buah pepaya
110
1 ptg sdg
50


Jeruk manis
Buah jeruk
110
2 bh
50








Malam
Nasi
Beras
100
¾ gls
175
7

Pepes ayam
Daging ayam
40
1 ptg sdg
50
7

Tahu balado
Tahu
110
1 bji sdg
75
5


Minyak kelapa
5
2 sdt
50


Sayur bening+jagung muda
Sayuran+buah jagung
100
1 gls
25
5

Pepaya
Buah pepaya
110
2 ptg sdg
100


Jeruk manis
Buah jeruk
110
2 bh
50


















2295
1775
1775
80



42